TEMA : KETIKA
GENERASI MUDA BICARA POLITIK
KEARIFFAN & Generasi
muda tonggak revolusioner politik bangsa
original Writter by : Gusti D Hedwic
Apakah remaja ( generasi muda )
diangap boleh berbicara mengenai perpolitikan mengingat banyaknya anggapan
bahwa politik hanya diperuntukkan bagi orang dewasa ?
Tentu agak membingungkan bagi kita mencoba untuk memaparkan sekedar
jawaban sederhana mengenai hal ini sebab jika pertanyaannya adalah boleh atau
tidak maka tentu sah-sah saja dan boleh tentunya mengingat hal ini pun
termaktub dalam UUD 1945 sebagaimana setiap orang berhak untuk mengemukakan
pendapat termasuk jika konteksnya adalah berbicara (memberikan pendapat)
mengenai perpolitikan dimana politik sebetulnya merupakan ruang lingkup yang
identik dengan sarana bagaimana mendengar dan mengemukakakan pendapat,
Namun jika beralih
pada apakah generasi muda cukup ber-intelegensi memadai dalam memahami dan
berbicara mengenai perpolitikan tentu itu jadi soal lain, seperti halnya
masalah pada anggapan bahwa politik hanya diperuntukkan bagi orang dewasa saja,
Jika kita coba menilik permasalahan lebih dalam maka, tidakkah usia
bukan tolak ukur kedewasaan dalam konteks berpendapat ? dan sudah konsumsi publik
jika mereka para generasi yang dapat dikatakan tidak lagi muda, yang
mendominasi perpolitikkan bangsa kita pun tidak pula menunjukkan kearifan dan
kedewasaan dalam praktik politiknya,
RENTANG USIA BUKAN JAMINAN KEARIFAN DALAM PERPOLITIKKAN
Kita tahu jika
salah satu masalah utama yang memberikan citra buruk dalam dunia politik adalah
keegoisan, ketidak-arif-an, kemunafikan, kepentingan golongan dan deretan kata
buruk lainnya berakhiran “-an” yang terlalu banyak sehingga sulit untuk
disebutkan,
Dan ke-arif-an adalah episentrum pembahasannya yang jelas sekali
tercermin jika mereka para generasi yang tak lagi muda pun masih kadang tak menyikapi
suatu hal sesuai taraf usia mereka, pepatah yang mengatakan “ semakin tua akan
membimbing kita semakin dewasa dan bijaksana(arif)” ternyata ya hanya sekedar
pepatah saja dan seringkali nampak tanpa makna di dunia perpolitikkan.
Bagaimana mereka
menyikapi suatu permasalahan atau ketika terjadi konflik ? nyatanya kadang
justru tak ada bedanya dengan tawuran yang terjadi dikalangan pelajar, kerutan
di wajah mereka jadi tak bergores sejajar dengan tingkah laku yang
ditunjukannnya,
Ditambah lagi dengan keadaan perpolitikkan pada para
generasi muda yang kadang justru tidak
cukup diberi ruang serta kesempatan dan cenderung diremehkan dalam praktik
perpolitikkan, era berubah dan masyarakat bangsa kita cukup sudah disuguhkan
banyak drama pasang surut dan sofisme saat mereka para politikus bangsa justru
membohongi publik dan terlebih lagi membohongi dirinya sendiri dalam setiap
pendapatnya...dalam tutur kata yang kadang jelas sekali terasa penuh
kepentingan dan pembelaan atas dasar pribadi kelompok politik tertentu yang tak
lagi menilik apakah itu benar atau justru keliru, lantas tidak cukup pantaskah
jika memberikan generasi muda bangsa kesempatan ?, Sesuatu yang mungkin
memberikan kita dan dunia sekedar harapan baru diantara zaman kelam
perpolitikkan yang mulai kehilangan kepercayaan masyarakatnya itu.
Tak dapat
dipungkiri jika gejolak perpolitikkan memberikan pengaruh besar terhadap banyak
indikator pembangunan suatu bangsa, memberikan pengaruh terhadap alur kebijakan
, substansi dan langkah-langkah perekonomian serta mempengaruhi asumsi dan
ketenangan dalam kehidupan masyarakat dimana harusnya generasi muda ikut andil
didalamnya,
Namun relevan-kah atau pantaskah ? apakah mereka para generasi muda
cukup punya pemahaman mengenai perpolitikkan ?.
Lantas jika
sebegitu pentingnya pemahaman bagi mereka untuk kita para generasi muda agar
dapat berada dalam ruang lingkup politik bukankah harusnya pertanyaan itu juga
dibalikkan untuk mereka tanyakan pada diri mereka sendiri apakah mereka cukup
menyadari jika seluruh pemegang panji perpolitikkan bangsa kita saat ini adalah
orang-orang yang punya pemahaman memadai atau bahkan lebih mengenai dunia
perpolitikkan,
Mereka yang melindungi pribadi, rekan elit politiknya yang melakukan
tindak pengkhianatan terhadap bangsa dengan korupsi,manipulasi dan aksi
tipu-tipu sana sini bukannya orang-orang yang tidak punya pemahaman bukan ?,
mereka tahu,mereka paham tapi mereka terjerat arus ,tak mampu bertahan untuk
tidak terlibat dan tenggelam terlalu dalam,
Inilah titik dimana sebetulnya kita para generasi muda harus andil
dan ikut angkat suara, bangsa kita butuh uluran tangan kita....uluran tangan
yang tidak berpikir pada siapa dan dengan kepentingan apa.
Generasi yang datang
tidak dengan pengalaman atau pengenalan mengenai tata cara dan budaya yang
berkembang dalam perpolitikkan kita yang tak sedikit justru berisi prosedur
mengkhianati kepercayaan rakyat namun kita yang berpegang pada pikiran tidak
matang yang tidak berarti jauh dari kebenaran,
Akan tiba saat
dimana kita-lah yang akan merengkuh tanggung jawab itu, tanggung jawab atas
sang pertiwi yang semakin renta dan lapuk, kita harus mulai melihat realitanya
saudaraku.....perpolitikkan bangsa kita yang seolah hanya mengenal dua kata
yang jadi pengaruh yaitu kepentingan dan uang meski tak pula dapat kita
munafikkan jika masih tersisa segelintir orang jujur dengan dedikasi dan tetap
berpegang teguh untuk jadi setitik lentera diantara gelap gulita,
Namun.....kumohon garis bawahi mengenai apa yang kusebut tentang
setitik lentera, masih tersisa ? tentu saja masih tersisa meski hanya
segelintir saja yang tetap fasih berjuang demi kesejahteraan banyak orang demi
nusantara yang selalu mereka cinta, demi keluarga dan martabat mereka sebagai
seorang manusia dan demi kepercayaan yang diamanatkan padanya.
Tapi tidakkah semua
itu cukup berarti adanya ? diantara kegelapan “lingkaran setan” perpolitikkan
dan para politikus negeri kita di senayan sana, hahaha....tentu saja,
setidaknya ada yang tersisa meski tentu tak dapat terlalu mengubah banyak,
Disadari atau tidak
politik sudah jadi lahan basah bagi banyak orang untuk terjun didalamnya,
mendasari dirinya pada tujuan dan cita-cita mulia pada awalnya....berlagak jadi
santo yang mungkin membuatnya merasa bersayap dan bercahaya layaknya mentari di
pagi buta, tapi tidak dalam hati mereka....atau malah kemudian karena keadaan
pada akhirnya mengubah sudut pandang itu, presumption of innocence, right ?
jelas kita coba menganggap jika keadaan yang mengubah para politikus menjadi
benar-benar tikus bukan karena memang rasa jahat dan tamak sejak awal tertanam
pada dirinya.
Dunia bernama
politik kini ya hanya sekedar pertempuran kepentingan, dimana kekuasaan dan
harta kekayaan adalah tolak ukur dari tujuan sesungguhnya,
Menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan siapa saja yang bisa
dikorbankan, jelas sekali pepatah lama yang mengatakan jika “ manusia adalah
serigala bagi lainnya” sangat tercermin disana.
Dan sudah bukan lagi
hal yang tabu jika melihat para politisi di satu hari berseteru dan dihari lain
malah berubah saling mendukung, atau di satu hari jadi pahlawan dengan deretan
prestasi yang dipaparkan dalam talk show media televisi dan di hari lain masuk
berita kriminal karena tersandung kasus korupsi,
Dan akhir kata
mungkin dengan suara sayup nan sok bijaksana akan kukatakan jika....
“ inilah politik bung......sisi lain dunia yang kadang nampak agak gila
”
Dan satu saran
terakhirku adalah......
“jika kau memutuskan untuk andil dalam dunia perpolitikan, cobalah
tanyakan ini terlebih dahulu sebelum setiap tindakanmu......apakah yang kau
lakukan ini benar ? lantas benar untuk siapa ? kebenaran untuk dirimu ? atau untuk semua orang ? ”
Don't give up. Write more!
BalasHapus